KERJASAMA HUMAS DPRD SUMUT & RADIO KARDPA 99,4 FM DENGAN FIS UIN-SU DALAM ACARA MEMBANGUN GENERASI CERDAS

Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara bekerja sama dengan Radio Kardopa 99.4 FM dan Humas DPRD Sumatera Utara melaksanakan dialog publik dengan tajuk Membangun Generasi Cerdas, dengan tema: Apa dan Bagaiamana Pemilu 2024. Acara tersebut diselenggarakan di aula fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara, Rabu 6 Maret 2024.

Acara dialog publik tersebut menghadirkan dua orang narasumber. Yang pertama H. Hendra Cipta SE, anggota DPRD Sumatera Utara komisi E. kedua, Dr. Faisal Riza, MA, Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Pengamat politik islam Sumatera Utara serta di moderatori oleh Purjatian Azhar, M.Hum dosen Fakultas Ilmu Sosial. Hadir juga Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dr. Nursapia Harahap, MA sekaligus membuka acara dialog publik tersebut.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara tentunya sangat mengapresiasi kegiatan dialog publik tersebut. Dialog publik ini menjadi satu ruang bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi, kritik dan saran bagi mahasiswa FIS kepada anggota DPRD-SU. Selain itu Dekan juga berharap kerjasama antara FIS dengan Radio Kardopa serta humas DPRD-SU tidak berhenti pada acara dialog publik saja, Dekan meminta adanya kerjasama yang lebih serius dan mengingkat dengan Radio Kardopa sebagai bentuk komitmen dalam menjalin kerjasama kemitraan.

Hendra cipta dalam paparannya mengatakan bahwa pemilu yang baru saja berlangsung bulan lalu menjadi pemilu yang paling bar-bar sejak revormasi tahun 1999. Menurutnya praktek money politik begitu nyata dan terang-terangan, tidak hanya ditingkat pemilihan legislative bahkan sampai pada pemilihan kepala desa pun tidak luput dari praktek money politik. Hendra mempertanyakan peran mahasiswa hari ini dalam mengawal proses-proses demokrasi, apa yang sudah dilakukan oleh mahasiswa terkait pesta demokrasi yang baru saja selesai. Hendra tidak melihat secara serius bagaimana mahasiswa memiliki peran yang begitu massive dalam mengawal proses-proses demokrasi. Harusnya, menurut Hendra, Mahasiswa memiliki peran dengan turun ke akar rumput dengan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, mangajak masyarakat untuk betul-betul menggunakan hak pilihnya dengan memilih sesuai dengan track record dan pengalaman calon legislative yang akan dipilih, bukan uangnya, tegasnya.

Sementara itu Faisal Riza menjelaskan bahwa mahasiswa adalah bagian dari kelompok kelas menengah (Middle Class). Dalam teori sosial ciri dari kelas menengah adalah Well Educatied, Well Inform, dan well income. Sayangnya memang, mahasiswa hari ini tidak benar-benar baik dalam hal well income. Oleh karena itu yang terjadi justru kebisingan atau brisik. Kebisingan dan kebrisikan tersebut termanipestasi dalam upaya mehasiswa meyuarakan suara dari kelas bawah yang disebut voicing the voiceless (menyuarakan yan tak bersuara). Hal ini tentunya berpengaruh terhadap relasi elit politik dengan mahasiswa dan masyarakat kelas bawah.

Disinilah harusnya mahasiswa mampu memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat sebagai bentuk komitmen perubahan yang nantinya dapat dirasakan bersama. Mahasiswa harus berperan dalam mengawal dinamika demokrasi yang lebih sehat dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing.