Dekolonialisasi Historiografi Islam Indonesia: Perspektif Kritis Nabila Yasmin, M.Phil. dalam Dialog Akademis di Forum Kopi Pahit

Medan, 19 Maret 2025. Di tengah hujan deras yang nyaris menggagalkan semangat, teras Koperasi KKPRI UINSU menjadi saksi kelangsungan diskusi rutin yang penuh antusiasme yang digelar oleh Komunitas Pecinta Ilmu Pengetahuan dan Intelektual (Kopi Pahit). Diskusi yang bertajuk Dekolonialisasi Historiografi Islam Indonesia ini menghadirkan Nabila Yasmin, M.Phil., dosen dari Fakultas Ilmu Sosial Program Studi Sejarah Peradaban Islam, sebagai narasumber utama.

Kegiatan rutin Kopi Pahit yang bersifat sukarela dan terbuka untuk umum ini sangat inspiratif. Komunitas ini dipimpin  oleh Dr. Usiono, MA. sebagai Presiden, serta didukung oleh Prof. Dr. Ziaulhaq, MA. sebagai Wakil Presiden Kopi Pahit. Kehadiran kedua figur tersebut turut menambah bobot dan semangat diskusi, yang dihadiri oleh dosen-dosen dari berbagai Fakultas di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Meskipun cuaca kurang bersahabat, hujan deras tidak menyurutkan semangat akademik para peserta. Di tengah derasnya air hujan, Nabila Yasmin tampil percaya diri dan memaparkan materi dengan sangat detil dan kritis. Beliau mengupas tuntas isu dekolonialisasi dalam historiografi Islam di Indonesia, membuka cakrawala baru serta menawarkan perspektif kritis yang jarang tersaji dalam diskursus akademik konvensional.

Sesi diskusi semakin hidup ketika berbagai pertanyaan tajam dan komentar kritis mulai bermunculan. Salah satunya adalah pertanyaan dari Dr. Syahrin Harahap, MA., yang mengundang debat konstruktif serta memberikan nuansa interaktif dalam forum tersebut. Suasana diskusi yang dipimpin oleh Dr. Ryandi, M.Ud. sebagai moderator ini yang hidup dan penuh dinamika itu membuktikan bahwa semangat untuk menggali ilmu dan merefleksikan sejarah tetap menyala, meskipun kondisi cuaca kurang bersahabat.

Nabila Yasmin berhasil menciptakan ruang dialog yang kritis dengan penguasaannya terhadap Sejarah Peradaban Islam. Setiap penjelasan yang beliau berikan tidak hanya menggugah pengetahuan, tetapi juga mendorong peserta untuk berpikir kritis tentang bagaimana pendekatan historiografi Islam perlu direvisi dan didekolonialisasi demi pemahaman yang lebih inklusif. Topik yang didiskusikan ini pada hakekatnya merupakan naskah pre-conference yang akan dipresentasikannya pada kegiatan Konferensi Internasional di Chiang Mai pada Oktober 2025 yang akan datang.

Acara diskusi yang berlangsung di teras Koperasi KKPRI UINSU ini pun mengukuhkan peran aktif Kopi Pahit sebagai wadah pembelajaran dan pertukaran ide intelektual di kalangan akademisi. Meski dihantam rintik-rintik hujan, semangat dan antusiasme dosen-dosen dari berbagai Fakultas Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menunjukkan bahwa pengetahuan dan dialog yang membangun tidak mengenal cuaca.

Momentum pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang penyampaian ilmu, tetapi juga sebagai bukti nyata komitmen para pendidik untuk terus mencari dan mengembangkan perspektif baru dalam menginterpretasikan Sejarah Peradaban Islam. Diskusi yang dinamis dan penuh semangat ini diharapkan dapat menginspirasi langkah-langkah strategis ke depan dalam penyusunan narasi sejarah yang lebih kritis dan bebas dari belenggu kolonial. Perguruan Tinggi memainkan perannya sebagai Agent of Change, khususnya UIN Sumatera Utara Medan.

Dengan keberanian dan komitmen yang kuat, acara diskusi ini meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta, membuktikan bahwa ilmu pengetahuan selalu dapat bersinar, bahkan di balik tirai hujan deras sekalipun, sembari tetap menjaga suasana akademik kampus.

Pada akhir sesi diskusi, Presiden dan Wakil Presiden kopi pahit membagikan buku secara cuma-cuma kepada para peserta diskusi. Buku tersebut merupakan sponsor dari Prof. Dr. Hasan asari, MA. dan Dr. Retno Sayekti, MLIS.