Kuliah Tamu Bersama Prof. Dr. Mohd. Roslan bin Moh Nor: “Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara”

Senin, 4 November 2024, sebuah kuliah tamu yang inspiratif dan mendalam diselenggarakan di Kampus IV Tuntungan, tepatnya di gedung Biro Rektor Lantai 3. Acara ini menghadirkan International Visiting Professor dari Malaysia, Prof. Dr. Mohd. Roslan bin Moh Nor, seorang ahli dalam bidang Sejarah Peradaban Islam, sebagai narasumber utama. Acara dengan tema “Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu di Asia Tenggara” ini dimoderatori oleh Nabila Yasmin, M.Phil., seorang dosen dari program studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Ilmu Sosial.

 

Koordinator acara ini adalah Dr. Retno Sayekti, MLIS., yang menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Ilmu Sosial. Beliau turut memastikan kelancaran jalannya acara dan kesuksesan dalam penyampaian materi. Acara ini dibuka secara resmi oleh Dr. M. Ridwan, MA., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kelembagaan Fakultas Sains dan Teknologi, yang turut memberi sambutan awal mengenai pentingnya wawasan lintas budaya dan sejarah dalam dunia akademis saat ini.

Kuliah tamu ini dihadiri oleh 130 mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, yang berasal dari empat fakultas: Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Kehadiran mahasiswa yang antusias menunjukkan besarnya minat dan keinginan untuk memahami lebih dalam tentang peran dan kontribusi Islam dalam pembentukan identitas budaya bahkan hingga kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.

 

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Mohd. Roslan bin Moh Nor membahas tentang perkembangan Islam yang masif di Asia Tenggara dan bagaimana proses akulturasi antara Islam dengan budaya Melayu terjadi. Menurut Prof. Roslan, masuknya Islam ke wilayah tersebut tidak hanya membawa perubahan dalam aspek spiritual, tetapi juga sosial, budaya, politik, dan bahkan ekonomi masyarakat Melayu.

 

Beliau menjelaskan bahwa Islam datang ke wilayah tersebut melalui jalur perdagangan, dan dengan cara yang sangat damai. Hal ini memungkinkan terjadinya perpaduan harmonis antara nilai-nilai Islam dengan tradisi lokal yang telah ada sebelumnya. Sebagai contoh, dalam ritual dan tradisi seni, perpaduan ini terlihat jelas pada adaptasi ajaran Islam dalam upacara adat dan warisan budaya seperti seni ukir, sastra, dan musik Melayu.

 

Tidak hanya itu, Prof. Roslan juga menyoroti peran penting para ulama dan pedagang Muslim dalam menyebarluaskan ajaran Islam di wilayah ini. Beliau menekankan bahwa identitas Melayu yang kita kenal saat ini tidak terlepas dari pengaruh besar peradaban Islam, sebuah warisan yang terus hidup dan berkembang hingga kini.

Sesi tanya jawab di akhir acara berlangsung aktif, dengan banyak mahasiswa yang berpartisipasi mengajukan pertanyaan relevan yang menunjukkan daya kritis mereka. Hal ini memberikan kesempatan lebih bagi para peserta untuk mendapatkan penjelasan langsung dari narasumber.

Kuliah tamu ini tidak hanya memberikan wawasan akademik tetapi juga mendekatkan peserta pada pemahaman yang lebih holistik mengenai sejarah dan kebudayaan di Asia Tenggara, serta bagaimana nilai-nilai Islam telah menyatu dan mewarnai kehidupan masyarakat Melayu sejak berabad-abad lampau. Acara ini diharapkan dapat memicu semangat para mahasiswa untuk terus melakukan eksplorasi dan penelitian lebih lanjut tentang sejarah peradaban Islam di kawasan ini.